Gempa
Parno masih gelisah susah untuk tidur. Dua malam sudah ia tidak tidur. Berita TV kemarin sore masih terus menghantui dirinya. Gempa besar dapat merubuhkan rumah,bahkan gedung gedung bertingkat. Selama ini dia tidak tau kalau ada gempa sehebat itu. Ditempatnya memang pernah ada gempa tapi itu hanya berupa getaran-getaran kecil yang tidak membahayaka. Dia tahu kabar itu dari TV yang baru dibelinnya kemarin sore. Selama ini memang dia tidak pernah nonton TV. "Ratusan nyawa pergi meninggalkan raga hanya dalam waktu hitungan menit." Ia mendesah panjang sama dengan panjangnya malam yang dia rasakan. " andai malam ini aku tidur, mahluk yang bernama gempa itu datang bagaimana, apa aku bisa selamat?" dia menarik selimut sarung menutupi dadanya yang telanjang. Suara adzan dari mushola kang Giman terdengar memecah kesunyian pagi yang dingin. Ayah Parno sudah bangun untuk pergi ke mushola. " bangun,sholat subuh dulu no" suar...